Mengajak blogger mempromosikan sejarah kota
Mengajak blogger mempromosikan sejarah kota
(di kiri) Dwi Cahyono, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Jawa Timur, penggagas Festival Malang Kembali (Malang Tempo Dulu)
Komunitas Blogger Malang, alias Globber Ngalam, mengundang berbagai komunitas blogger lainnya untuk mengikuti rangkaian acara OBLONG MERAH MUDA, singkatan dari Obrolan Blogger Ngalam Mengenang Sejarah Memajukan Budaya. Acara tersebut bagian dari rangkaian acara peringatan empat tahun berdirinya komunitas itu.
www.triunt.com
Acara berlangsung selama dua hari, Sabtu sampai Minggu, 7 sampai 8 Januari 2012. Hari pertama berisi Seminar dan Talkshow, lalu hari kedua peserta diajak menjelajahi kota Malang. Saya ikuti semua agenda itu bersama lima anggota komunitas blogger Bengawan, yaitu Blontank Poer, Hassan Aly, Dony Alfan Sutanto, Tri Untoro, dan Hendri Destiwanto. Itu kali pertama saya mengikuti acara kopi darat dengan anggota komunitas blog lainnya, sebagai anggota Bengawan.
Persiapan di depan Museum Restoran "Inggil"
Kunjungan ke Malang kali itu adalah yang ke tiga kali bagi saya. Pertama kali pada tahun 2001, bersama rombongan Mapala Unisi, dalam rangka transit di Universitas Brawijaya, untuk kemudian mendaki Gunung Semeru. Kedua kali, pada tahun 2010, dalam rangka meliput Tim Taekwondo dari Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti Kejuaraan Nasional Taekwondo di Gedung Olahraga Ken Arok.
Bella Vista
Panitia memberi fasilitas penginapan di Markas Bela Negara, sebelah lapangan Rampal, Jl. Panglima Sudirman Malang, milik Komando Daerah Militer Brawijaya. Satu-satunya acara yang berlangsung di penginapan tersebut adalah ramah tamah antar peserta dan panitia, acara obrolan santai, saling memperkenalkan diri.
Blontank Poer di Gedung Balai Kota Malang
Acara seminar dan talkshow berlangsung di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara, Jl. Terusan Candi Kalasan Blimbing, Malang. Sehari penuh, pagi sampai sore. Acara jelajah Kota Malang dimulai dari titik awal halaman Restoran dan Museum “Inggil”, milik sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada pelestarian warisan sejarah. Penelusuran tersebut berakhir di Museum Brawijaya.
Balai Kota Malang
Menurut saya, mengajak blogger mengikuti seminar, dan penelusuran kota yang dilengkapi dengan penjelasan sejarahnya adalah cara yang sangat tepat untuk mengingat masyarakat umum mengingat sejarah, sekaligus media kampanye yang sangat efektif. Blogger punya semangat berbagi di dunia online, dan masing-masing punya pembaca. Jika seperlima dari sekitar 50 peserta itu posting di blognya masing-masing tentang materi sejarah yang didapat, maka efek berantainya di dunia online bisa dahsyat. Saya salut.
Agfa dan Kodak
Mengajak blogger mengikuti suatu acara demikian sudah dilakukan oleh berbagai brand berbagai jenis produk, dengan harapan blogger tersebut posting cerita tentang keunggulan brand itu. Nah, kenapa tidak penelusuran sejarah, seperti yang dilakukan oleh komunitas Globber Ngalam itu. Mungkin, sudah ada komunitas blogger lain yang melakukan hal serupa. Yeah, saya tidak tahu, saya masih muda sekali di dunia blog ini.
Daftar menu di Toko Oen
Foto-foto di Museum Brawijaya Malang
Musem Brawijaya 1
Di Museum Brawijaya Malang ini, digambarkan berbagai prestasi militer, terutama Kodam Brawijaya, yang bermarkas di daerah itu. Sayang, tampak jelas museum itu tidak cukup bisa hidup dari tiket masuk.
Museum Brawijaya 2
Saya suka memotret, di dalam museum itu sangat banyak obyek menarik untuk difoto. Tapi, cuma yang saya tampilkan dalam posting inilah yang saya foto.
Museum Brawijaya 3
Ini soal mood, perasaan saja. Ada obyek yang dipajang dalam museum itu yang merusak mood saya. Obyek foto itu adalah surat dari komandan tertinggi militer, penghargaan terhadap prestasi militer menumpas suatu gerakan sipil.
Museum Brawijaya 4
Ada ribuan nyawa sipil dibantai oleh militer. Saya heran, apa yang layak dibanggakan? Bagi saya, militer itu dibayar oleh pajak sipil untuk melindungi negara ini dari militer asing.
Museum Brawijaya 5
Museum Brawijaya 6
Museum Brawijaya 7
Museum Brawijaya 8
Tari terakhir sebelum bubar di Museum Restoran "Inggil"
2 thoughts on “Mengajak blogger mempromosikan sejarah kota”
eng nganu… saya juga suka sejarah..
tapi iku malah ada iklan kokakola
fast reading, fast comment.
posting bagus gan