22 December 2005
Disclaimer Blog
- Blogging
Dari seluruh omong kosong ini mungkin satu hal yang bisa menjadi pengalaman kita semua adalah status blog di mata hukum. Sesuatu yang kita anggap ‘normal’ seperti sebuah tautan ternyata bisa saja memberatkan posisi anda di pengadilan. Walaupun belum sempat mengalami uji hukum, ada baiknya penulis blog menyertakan sedikit disclaimer. Siapa tahu blog anda yang akan menjadi kelinci percobaan untuk pertama kali diuji di muka hukum.
Berikut adalah beberapa hal yang menurut saya patut disertakan di dalam disclaimer, disarikan dari tulisan Enda Nasution dan Andry Huzain dan juga pendapat saya pribadi.
Keterkaitan Dengan Organisasi/Institusi/Perusahaan Tempat Kita Bekerja
Sebutkan bahwa opini dalam blog anda adalah opini anda pribadi dan tidak mewakili perusahaan tempat anda bekerja, misalnya:
Opini yang ditulis dalam blog ini adalah semata-mata opini pribadi saya dan tidak mewakili sikap atau pendapat organisasi atau institusi atau perusahaan yang berkaitan dengan saya langsung maupun tidak langsung.
Komentar/Trackback/Pingback
Sebutkan bahwa anda tidak bertanggung jawab atas komentar/trackback/pingback yang dibuat oleh pihak lain, misalnya:
Saya tidak bertanggung jawab atas komentar, trackback dan pingback yang ditulis oleh pihak lain selain saya. Seluruh komentar, trackback dan pingback adalah tanggung jawab masing-masing pemiliknya. Saya akan memberikan informasi yang ada tentang penulis komentar, trackback dan pingback jika diminta secara hukum.
Kutipan
Sebutkan bahwa tulisan anda kemungkinan memuat kutipan dari sumber lain, misalnya:
Tulisan saya bisa memuat kutipan dari sumber lain. Saya tidak bertanggung jawab atas isi dari kutipan maupun tulisan yang saya kutip secara keseluruhan. Kutipan adalah milik dari pemiliknya masing-masing, dan digunakan dalam blog ini demi kemudahan pembacanya.
Hiperlink/Tautan
Sebutkan bahwa anda tidak bertanggung jawab atas taut/hiperlink pada blog anda, misalnya:
Blog ini menggunakan teknologi hiperlink. Penggunaan taut/hiperlink adalah semata-mata untuk memudahkan navigasi pembaca blog ini. Saya tidak memiliki kontrol atas isi dari situs web lain yang direferensikan oleh taut/hiperlink pada blog ini, oleh karena itu saya tidak bertanggung jawab atas isi dari situs web yang direferensikan tersebut.
Kebenaran Informasi di Blog
Sebutkan bahwa blog ini bukanlah hasil dari jurnalisme, misalnya:
Blog ini adalah blog pribadi saya dan tidak ada jaminan bawa tulisan di blog ini akan adil, tidak bias dan seimbang. Bersikaplah dewasa dan jika anda membutuhkan opini dari pihak lain atau pihak yang berseberangan pendapat, anda dapat mencarinya dari sumber lain. Informasi yang disediakan oleh blog ini bersifat apa adanya, tanpa jaminan dengan kepercayaan penuh pada kedewasaan para pembacanya.
Ada komentar?
Referensi:
- Posting Enda di Teknologia
- Breidel Breidel!!! oleh Andry Huzain
77 Responses
Trackback: Use this URI to trackback this entry. Use your web browser's function to copy it to your blog posting.
Comment RSS: You can track conversation in this page by using this page's Comments RSS
Gravatar: You can have a picture next to each of your comments by getting a Gravatar.
Tapi kalo opini pribadi dijadiin senjata masih bisa sepertinya lho Oom Pri…
Pernah dulu saya denger kisah pegawai *riendster dipecat gara2 curhat ttg kerjaannya di blog… So, kayaknya status hukum blog perlu diperjelas nih Oom..
Soal kedewasaan, setuju sekali. Dulu (circa 2001), disclaimer macam ini pernah aku pasang. Tapi sekarang nggak lagi. Udah aku anggap semacam implicit disclaimer. Abis weblog jadi sasaran tembak terus, mungkin udah waktunya disclaimer dipasang lagi. Pri, bikin standard-nya deh.
soal “kebebasan berekspresi” itu juga bias :-?
ciee.. bagus juga nih idenya :)
#1 Kalo itu sih bisa karena ybs ngelanggar perjanjian “kerahasiaan material” menyangkut kerjaannya. Saya rasa gag berkait langsung dengan “kebebasan” whatsoever.
Kok jadi susah gitu? Kalo gitu kita tulis ajah, segala sesuatu yang berhubungan dengan blog ini cari sendiri di google :p
wah berarti banyak bgt yg musti ditulis ya /:) *baru sadar*
#1: wah kalau itu beda, mungkin oleh Friendster dianggap membocorkan rahasia perusahaan, walaupun menurut saya terlalu berlebihan. kalau soal itu harus konsultasi dulu ke masing-masing perusahaan ke perusahaan. setiap perusahaan bisa beda policynya.
Tambahkan pula :
Pokoknya saya tidak bisa dituntut karena blog ini !
Atau :
Aparat penegak hukum, penyelidik, pejabat pemerintah, tentara, dilarang membaca blog pribadi saya ini.
Bikin logo kecil dengan gambar polisi dicoret :) Atau gambar timbangan (hukum) dicoret :P
:D
#9: ya itulah fungsinya bagian “Saya tidak bertanggung jawab atas komentar, trackback dan pingback yang ditulis oleh pihak lain selain saya. Seluruh komentar, trackback dan pingback adalah tanggung jawab masing-masing pemiliknya.” :D
Saya kira, kita memang perlu menambahkan disclaimer ke dalam blog kita utk menghindari hal2 yang tidak diinginkan. Ide yang bagus Pak.
Jadi boleh ya saya meniru atau meng-copy disclaimer yang ada di postingan ini? Sepertinya sudah cukup bagus dan memadai.
#1 #8 : Emang sekilas berlebihan sih, tapi make sense bangeds di perusahaan2 yg produknya punya kandungan *intellectual properties* yg tinggi i.e: software co dll.
Mungkin kalo di perusahaan2 yg menjual produk yg lebih tangible sih gag akan terlalu rumit, karena batasan *kerahasiaan produk* nya lebih jelas.
Garing juga sih, kadang2 suka binun kalo ditanya hal2 seputar kerjaan… jadi yg paling gampang mah bilang aja “tukang ngetik” pake komputer :D –yg nanya camer, jd jawaban itu udah cukup hehe
Bagus mas biar ndak salah kaprah™
Kalo kata saya semuanya emang terlalu konyol. Disclaimer memang perlu jika blognya jelas2 melibatkan institusi. sehingga tak ada kebingungan antara individu dan institusi. Tapi untuk pribadi, apa yg mau di ‘disclaim’? Kalo opini pribadi yang memang itu tanggung jawab penulis. Kalo pasang disclaimer berarti mengakui bahwa opini pribadi harus adil, seimbang, tidak bias, obyektif dsb. Jelas ini salah. Opini pribadi justru harus bias dan subyektif, sehingga posisinya jelas. Tanpa itu diskursus/perdebatan publik tak bisa terjadi.
Justru mungkin komunitas bloggers bisa memberikan contoh diskursus publik yang bias, subyektif, masing2 orang teguh dengan pendiriannya; tapi memberikan pencerahan baru. Saya melihat pemasangan disclaimer sbg kekalahan ‘kebebasan ekspresi dan pendapat’. Tentu disini saya jelas pro ‘kebebasan ekspresi dan pendapat’ :)
Maaf, apa sih arti “diskursus” ? :D
#8 #12 mungkin secara kasus per kasus emang beda, tapi kalo diliat bahwa blog bisa dijadiin barang bukti tuk bawa orang ke pengadilan …menjadikan blog spt ‘bukti hitam diatas putih’ :D
Jadi disclaimer terakhir kurang kuat… karena tulisan curhat di blog tetep dianggep bukti ..imho lho yah
Ya karena ini kita perlu “kedewasaan” — kalau perlu pasang tanda “adult site” di semua weblog. Kedewasaan untuk memahami bahwa manusia selalu bias, bahwa pendapat manusia selalu berubah seiring mengalirnya ilmu dan hikmah. Buat kita tentu: kedewasaan untuk memahami bahwa Internet itu nggak beda dengan koran dan telepon yang cuman media dalam dunia nyata, bukan dunia yang terpisah, dan bukan dunia buat main2 atau melepas katarsis™. Dalam konteks itu aku memahami kenapa orang kayak RS harus dibina™: ini dunia nyata, jangan 68%™ asbun. Tapi juga dalam konteks itu kita harus mulai mengerem rekan2 yang menjadikan ajang Pembinaan RS jadi Pembinasaan RS. Bukan soal RS-nya, tapi bahwa mereka terlena menjadikan Internet sebagai dunia kanak-kanak. Duh, bahasaku deh. Sorry, sambil bikin paper soalnya.
#17: Kok pakai ID gue ?
#18: Lho, gue kan elu.
Saya sering baca review film. Didepannya pasti ada “spoiler warning”. Jika memang review film tersebut tidak ingin dibaca, ngapain si pereview tetap nekat nulis dan mempublishnya ?
Disclaimer, sama seperti spoiler warning itu. ‘This is my personal’s perspectives. You have been warned”. Ini pertama.
Kedua, bagaimana jika tulisan di blog disadur di “medium yang lebih serius dan obyektif”, lalu dijadikan salah satu landasan pengambilan kesimpulan, dan ternyata kesimpulan finalnya malah menyesatkan. “Becareful when you read a health book, you can die because of misprints.”
Disclaimer, bisa dibuat jaminan blogger ybs bahwa “posisinya” tetap aman.
Dan jangan berpikir tidak mungkin ada cerita menyadur blog. Kopi paste kalimat per kalimat dari blog ke mainstream media ada kok.
“Hi Majalah CHIC(ken)!”
Ketiga, kalo melibatkan institusi jelas sangat butuh “disclaim”. Saya sepakat dengan pak Roby (14). Perusahaan ybs sudah pasti punya aturan jelas untuk karyawannya yang ngeblog.
Tapi bagaimana dengan blog resmi perusahaan ? Kan tetap tidak dapat difungsikan sebagai PR. Disclaimer perlu untuk menjelaskan bahwa blog perusahaan adalah campuran signals dan noises. Baru kemudian, suara resmi, signal, diwujudkan dalam bentuk press rilis.
(contoh blog macem ini : Burningdoor dari Feedburner, dan Signal vs Noise dari 37Signals).
Empat. Ada juga yang sengaja ngeblog demi duit. Jajaran blog-blog review di Weblogs, Inc contohnya. Disclaimer dibutuhkan untuk menekankan bahwa isi semua blog adalah jujur tanpa pengaruh produk yang direview.
See ? Disclaimer justru ‘menjamin’ kredibilitas kebebasn berekspresi. Karena point ini, saya kurang setuju jika dikatakan ‘Disclaimer’ adalah kekalahan ‘kebebasan berpendapat’.
Satu tambahan lagi, jika ngeblog melibatkan cerita dengan perusahaan sendiri/client/institusi, lebih baik jangan direfer langsung. Kecuali, kita sudah ada konfirm langsung dari pihak resmi ybs. Saya rasa ini jelas.
Buat saya sendiri, Disclaimer itu pengaman. Seperti kondom. Lebih baik ada tapi tidak dibutuhkan, ketimbang tidak ada saat dibutuhkan.
Disclaimer : point-point diatas ditulis sangat serius, sedangkan paragraf terakhir itu, “AS-IS”..
Priyadi and andry…
gw kopi n gw pelajarin lagi yah disclaimer tentang blog ini, nanti muingkin akan gw kopi paste di blog gw…
Disclaimernya saya copi paste dulu ya Om
Mau dipelajari, ini merupakan langkah yang bagus untuk memproteksi blog kita
# 20
Hohoho.. ;))
Disclaimer Bang Andry beken gara2nya tika juga nih!!! ;))
sip sip sip
makasih banget *&^ (keluar nggak iconnya?)
discelamitaner :
“redaksi tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun kecuali lembaran rupiah”
:x
Saya copy ke blog saya yah..
sek sek.. ^A ^C ^V
dah..
trims pak pri.