Menyusur Kebangkitan Nasional
Posted on by Leksa
Merayakan 100 tahun Kebangkitan Nasional? Hmmff..Serasa tidak ada harapan untuk menikmati momen bersejarah ini.
Di televisi sekarang, posisi nya masih tertinggal 0 – 1. Thomas punya jalan berat menuju Final. Tetapi saya berharap sangat bisa merayakan 100 tahun kebangkitan nasional dengan double final. Sebuah ungkapan putus asa? Mungkin…
Yang pasti Malam Purnama menyusuri sang Budha di Borobudur menunggu. Paling tidak undangan ini, tidak boleh saya lewatkan. Sedikit istirahat dari penatnya dunia Indonesia yang seolah semakin “renta”, kalau tidak boleh saya katakan hamil tua.
19 thoughts on “Menyusur Kebangkitan Nasional”
Yeah, Indonesia memang hopeless dan kita tidak bisa berharap banyak Kang. Saat ini yang penting kita berusaha untuk diri sendiri agar kita, keluarga kita, anak-anak kita (emang wis nduwe?) bisa hidup dengan nyaman di tengah ketidaknyamanan yang ada.
[Reply]
Hamil tua berarti mau melahirkan .. melahirkan apa?
[Reply]
Saya malah kepikiran, apa sudah nasib bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh dan bangkit-jatuh…. ~ melulu?
* ~ = tak hingga*
[Reply]
@ ikram
Letupan agaknya. Seperti bisul yang capek disembunyikan tapi akan pecah juga. 1998 itu cuma nanah kecil, meski efeknya tetap saja bernama musibah.
Prediksi saya begitu. Prediksi ala ramalan cuaca yang tentu saja tidak pernah pasti sampai nanti terjadi
Kondisi hari-hari ini seperti menuju ke titik zero utk pengulangan sejarah kembali. Mungkin akan lahir yang lebih baik, atau malah another kind of dictatorship.
I’m waiting…
Angelic being cast to the earth. It’s time for rebirth.
Burnin up the branch and the root. The empty pursuits of every tree bearing the wrong fruit
Turning me ill. Let him who stole, no longer steal.
Amin… Amin…
[Reply]
10 tahun harusnya kita sudah bisa belajar membedakan demokrasi dengan liberalisasi.. reformasi atas sentralisasi pemerintahan orba, punya andil menjerumuskan kita ke ranah liberalisasi.. semuanya memaknai kebebasan dalam berdemokrasi secara frontal.. kalau negara kita memang sedang hamil tua.. mudah-mudahan anak-anak bangsanya bisa memaknai kebangsaan dengan lebih bermakna dan merdeka..
[Reply]
oke2,..
jangan katakan lah hamil tua,..
mungkin sedang mengalami kehamilan kedua,.. dan sekali lagi kehamilan yang tua .. gimana?
[Reply]
Terserahlah mas…asal ojo ngomong sekarat…hihihihi…
[Reply]
12Semangat dong, Buktinya diantara kita kita masih ada yang dengan semangat full tank memperingati se ABAD Kebangkitan Nasional Dengan Gelar Teknologi Nusantara di BLPT Yogyakarta
Bagi teman teman yang tinggal di Jogja dan sekitarnya silahkan nengok di BLPT Yogyakarta. Jl Kyai Mojo ( sebelah timur perempaan Jati Kencana )
Terimakasih
Salam
jarwadi.wordpress.com
[Reply]
sebelum berangkat, nonton in to the wild dulu. siapa tahu jadi nekad menerobos penjaga pintu candi borobudur.
[Reply]
Iya. Jangan bilang hamil tua.
Soalnya pertanyaan selanjutnya akan jadi: siapa bapaknya?
Sori becanda.
[Reply]
Pingback: Menanti Pelangi » Juminten CahAndong
@zen : oke kang,.. sudah di cari ke sewa DVD ,.. angel tenan,.. ga nemu
@Rys : wahh, sorry ga bisa jalan hari ini , padahal situ udah jauh2 keliling jawa, sempat2kan ke jogja
besok aja mas,..minggu malam abis siaran di radio aja
@ikram : bapaknya? waduh.. biasanya bapak dari hamil tua ibu pertiwi pada suka ngabur, .. ga bertanggung jawab ..
[Reply]
Ayo folder flag-nya pindahin… :-w
Belum display nih… [-(
[Reply]
hamil tua?
makanya gampang marah marah?
[Reply]
@tika : APA?!! Tika hamil tua?? *di jancukarta ngapain aja bisa hamil tua gitu?
[Reply]
jal..
Hanya satu Indonesiamu, bukan Indonesia mereka..
Indonesia yang mesih memerlukan momentum kebangkitan nasional..jadi perayaan 100 tahun kebangkitan nasional itu menjadi seremoni saja.
[Reply]
@mas iman : bener mas,.. seharusnya itu menjadi kebangkitan nasional dalam hati, moral, diri dan otak kita masing2,.. tapi yah, saya sedang kesal saja …
[Reply]
ibu pertiwi makin tua…..tidak ada gunanya kesal…mari berbuat bung !…wekekekeke
[Reply]
yang mo diharapin apa ya negara ini?
[Reply]