hermansaksono

Patternless thoughts, pointless wisdom

Opinion - February 14th, 2011

Gerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang Ditukar

spacer

Ada semacam kesombongan, ketika kita menuntut sinetron harus mendidik. Karena toh, kita sendiri mungkin tidak tahu mendidik yang baik itu seperti apa.

Saya lebih suka menuntut sinetron harus bermutu. Karena puluhan juta penonton sinetron Indonesia pantas mendapatkan yang terbaik. Apakah kita sudah memberi kesempatan buat sinetron? Sudah sekali! Sejak pemerintah mewajibkan 75% acara tv harus produksi lokal, sinetron menjadi raja di layar kaca.

Hak istimewa ini memang membuat sinetron menjadi besar, tetapi tidak menjadi lebih baik. Putri Yang Ditukar dan Cinta Fitri adalah contoh sinetron yang kualitas cerita, akting, dan penggarapannya sangat rendah. Sinetron-sinetron itu menunjukkan kemalasan sineas televisi untuk membuat karya yang bagus. Kemalasan ini terlihat dari skenario kehidupan sehari-hari yang tidak masuk akal, konsep cerita jiplakan luar, hingga akting yang alakadarnya. Ketika setiap tokoh harus bermonolog atau berbicara sendiri untuk memperlihatkan perasaannya, itu pertanda kuat bahwa para artisnya tidak memiliki kemampuan akting.

Jika kita masih bisa memaafkan akting, cobalah lihat absurditas penggarapannya. Ada adegan si protagonis, Amira terjebak di dalam gedung yang berisi kembang api siap meledak. Amira punya waktu sekitar 5 menit untuk mematikan api sumbu yang kalau diludahi aja mati. Akan tetapi dia justru nangis-nangis nggak jelas, hingga akhirnya Pak Prabu menabrakkan mobilnya ke gedung tempat Amira disekap. Dan terlihat jelas kalau dinding gedung itu hanya terbuat dari gabus …

*moment of silence*

Ini sungguh-sungguh tidak bisa dimengerti, bagaimana mungkin ada orang yang bisa terhibur menonton cerita yang tidak masuk nalar dengan penggarapan yang serba ngawur. Jika mereka tidak merasa janggal ketika menonton Putri Yang Ditukar atau Cinta Fitri, apakah mereka juga tidak merasa aneh ketika diperalat oleh politikus busuk dan dicekoki oleh doktrin-doktrin intoleransi?

Bagi saya, ini menggambarkan betapa parahnya kondisi kepala orang Indonesia. Dan masalah ini tidak bisa selesai dengan mematikan televisi atau pindah ke saluran televisi asing. Puluhan juta kepala akan tetap terhibur oleh pertunjukan yang serampangan. Baik cerita maupun penggarapannya.

Saya tidak tahu harus berbuat apa supaya hiburan orang Indonesia bisa sedikit lebih layak, karena sudah jelas sinetron medioker bernilai milyaran rupiah itu dianggap cukup baik oleh pemirsanya. Berhenti menonton sinetron juga tidak membantu, karena saya tidak mencerminkan konsumen sinetron pada umumnya. Saya cuma bisa bergabung dengan Gerakan Koin untuk Artis Putri Yang Ditukar di Facebook.

Gerakan online ini mau mengumpulkan koin recehan untuk disumbangkan para artis Putri Yang Ditukar supaya mereka tidak harus bermain di sinetron bodoh 3 jam sehari, 7 hari seminggu. Begitu kata adminnya. Tentu saja ini sarkas yang maksudnya menyindir. Akan tetapi saya tidak sendirian, sudah ada seribu lebih orang yang ikut merasa prihatin dengan sinetron kita.

Bagaimana dengan Anda?

Baca juga:

  1. Absurditas di Putri yang Ditukar – Nonadita
  2. Yang Putri Yang Ditukar – Choro
  3. Barang Yang Sudah Terlanjur Dibeli Tidak Dapat Ditukarkan – Joesatch
  4. Masygul – Aris
  5. Masih Mau Nonton Sinetron? – Leksa
  6. Belajar dari Nodame – Suprie
  7. Kualitas Buruk yang Terus Dipertahankan – Aankun
  8. Homo Sinetronosus – Pak Guru
  9. #41: Sinetron – Masova
  10. Ikutan Membahas Sinetron – Adhi Pras
  11. Sinetron Indonesia Miskin Cerita – Fudu
  12. Menalar (Polemik) Sinetron – Gentole
  13. Balada Argumentasi Sinetron yang Tertukar-tukar – Amed
  14. Putri yang Ditukar – Mamski
  15. Pilih Sinetron atau si Bolang? – Memethmeong
  16. Jangan Tukar Isu Putri Yang Ditukar – Nonadita
  17. Sinetron Harus Mendidik – Mimit
Tags thoughts
Tweet

90 Comments

  • Masih Mau Nonton Sinetron? – Kapucino

    [...] Gerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang Ditukar [...]

    February 14, 2011 at 2:55 am Reply
    • spacer lena

      aku dari Timor Leste suka nontong flm Putri yang di tukar,aku sangat suka sama nikita willy, karena sifatnya ramah dan suka menangis,aku ingin tanya apakahnikita yang cengen atau memang tugansnya untuk menagin.ok

      August 25, 2011 at 2:57 pm Reply
  • spacer DV

    Saya merasa rugi waktu beli parabola beberapa ribu dollar harganya hanya demi untuk mendapat siaran televisi kita dan.. sejauh ini yang ‘bisa’ kutonton hanya MetroTV(itupun asal bukan sabtu pagi yang dipenuhi dunia properti) karena selainnya hanya nyinetron ajah! :)

    Mending beli Foxtel sih :)

    February 14, 2011 at 5:43 am Reply
  • spacer ed

    peraturan menonton sinetron :
    1. dilarang berkomentar
    2. Jika ada hal-hal yang tidak bermutu, tidak rasional, mengada-ada, jelas bohongnya, dll, lihat point (1)

    February 14, 2011 at 7:41 am Reply
    • spacer arka

      saya suka ini :)

      February 15, 2011 at 12:02 am Reply
    • spacer sibair

      ngahahhahaha…. ngakak

      February 16, 2011 at 10:32 am Reply
  • spacer kramero

    Mon.. Saya hanya bisa prihatin… :p

    February 14, 2011 at 8:55 am Reply
    • spacer nonadita

      selain prihatin, kita juga masih bisa menulis atau menyumbang koin :-P

      February 14, 2011 at 9:13 am Reply
  • nonadita » Jangan Tukar Isu Putri yang Ditukar

    [...] Kapucino on Absurditas di Putri yang DitukarHerman Saksono on Jangan Tukar Isu Putri yang DitukarGerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang Ditukar – Opinion – hermansaksono on Absurditas di Putri yang Ditukar[H]Yudee on Absurditas di Putri yang [...]

    February 14, 2011 at 9:18 am Reply
  • Kualitas buruk yang terus dipertahankan – aankun + blog

    [...] di blog/website nya tentang masalah ini. Salah satunya yang gak sengaja ketemu adalah “Gerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang Ditukar” dan “Sinetron ‘KACANGAN’ Kena Protes Warga Media Sosial” [...]

    February 14, 2011 at 11:40 am Reply
  • spacer bimbim

    “putri yg ditukar” bisa ditukar ama beras gak ya? :)

    February 14, 2011 at 2:54 pm Reply
  • Homo Sinetronosus « Banalitas.org

    [...] Maklum tidak punya televisi, dan siarannya pun di luar jangkauan. Tapi menurut apa yang dijabarkan [di sini] memang kelihatannya sukar untuk dipertahankan tajinya dari segi seni. Ya sejauh ini kejadian [...]

    February 14, 2011 at 2:56 pm Reply
  • spacer dobelden

    saya malah tidak tahu klo sinetron itu tidak bermutu karena tdk ada minat buat menontonnya.

    tp sepenglihatan saya, disatu keluarga ada yg bisa konsen nonton 3 jam tiap hari dan mengabaikan hal-hal lain demi tidak tertinggalnya urutan cerita.

    bahkan ketika iklan akan diisi berkegiatan, dan pas film kembali maka kegiatan apapun itu akan langsung dihentikan dan konsen depan tv kembali.

    saya heran

    February 14, 2011 at 3:09 pm Reply
  • Tweets that mention Gerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang Ditukar - Opinion - hermansaksono -- Topsy.com

    [...] This post was mentioned on Twitter by hermansaksono, hermansaksono and hermansaksono, Firman Nugraha. Firman Nugraha said: Saya prihatin RT @tikabanget: RT @hermansaksono: Sinetron Indonesia. Mematikan TV tidak menyelesaikan masalah. wp.me/phbxB-mR [...]

    February 14, 2011 at 3:13 pm Reply
  • spacer arka

    believe it or not mon … my father one of those who spent their spare time to watch Indonesian Sinetron and giggling when there are frequently silly things appear… modar nggak tu?

    February 15, 2011 at 12:04 am Reply
  • spacer arka

    believe it or not mon … my father is one of those who spent their spare time to watch Indonesian Sinetron and giggling when there are frequently silly things appear… modar nggak tu?

    February 15, 2011 at 12:04 am Reply
  • Menalar (Polemik) Sinetron « Catatan Gentole

    [...] Herman Saksono bilang dalam blognya kalau “Putri Yang Ditukar dan Cinta Fitri adalah contoh sinetron yang kualitas cerita, akting, dan penggarapannya sangat rendah.” Sampai situ masih wajar kalimatnya. Sesekali bolehlah seorang bloger menyatakan superioritas selera mereka di blog sendiri. Apalagi, ini cuma sinetron, bukan filmnya Francis Copolla atau sutradara gila dari Italia, Fellini. Sayangnya, kritiknya rada ngawur. Misalnya Herman Saksono bilang, [...]

    February 15, 2011 at 9:04 am Reply
    • spacer GABRIEL_SYAMSUL

      Saya sangat kecewa dengan sinetron putri yang ditukar. gimana jalan ceritanya, mau ketemu aja susah banget banyak penghalangnya dan sangat tidak masuk di akal, antagonisnya sll dapat keuntungan sedang protagonis selalu sedih, gagal, dan jadi kambing hitam. satu keluarga pake amnesia segala. bosan, bosan, bosan………..
      kalo gak mampu melanjutkan cerita diakhiri aja.

      May 26, 2011 at 4:40 pm Reply
  • spacer mohammad windy fadlillah

    urun rembug
    sinetron kita seukuran pas foto passport, maksudnya yang dishoot cuman muka dan bahu aja, walopun gitu ditambah musik scoring yang lebai. dan teks bahasa melayu jadilah komoditas ekspor ke negeri tetangga hehe

    February 15, 2011 at 11:14 am Reply
  • spacer Rusa

    sudah terkumpul brapa Mon koinnya? :D

    February 15, 2011 at 11:25 am Reply
  • spacer niee

    ya ampun,,, bisa2nya gitu ada yang betah dengan sinetron 3 jam sehari??
    kalau aku mau udah mual tujuh keliling..
    lagian kalau sinetron indonesia menayangkan yang berbobot bakalan ditonton juga kok..
    tapi kapan yak para produser ada yang mau buat seperti itu :(

    February 15, 2011 at 1:40 pm Reply
  • Balada Argumentasi Sinetron Yang Tertukar-Tukar « Rahmad Hidayat's Blog

    [...] karya, ya siap-siaplah kalau ada yang mengkritisi. Dan kesempatan kali ini, yang jadi tumbal adalah Putri yang Ditukar (PyD). Keluhan yang paling umum dialamatkan pada sinetron ini, kalau boleh saya ringkaskan adalah: [...]

    February 15, 2011 at 8:28 pm Reply
  • spacer etikush

    “Ini sungguh-sungguh tidak bisa dimengerti, bagaimana mungkin ada orang yang bisa terhibur menonton cerita yang tidak masuk nalar dengan penggarapan yang serba ngawur.”

    cobalah untuk mengerti,
    tokh mengerti tidak sama dengan menerima…
    :)

    February 16, 2011 at 6:27 am Reply
  • Sinetron Harus Mendidik?

    [...] bagaimana dengan sinetron Indonesia? Seperti yang diceritakan kakak saya, Mas Herman, dalam sinetron Putri Yang Ditukar, adegan-adegannya sungguh tidak masuk akal dan tidak mendidik. [...]

    February 16, 2011 at 12:14 pm Reply
  • Hidup Itu Simple

    [...] blog kang AndyMSE. Atau tentang absurditas acaranya silahkan disimak juga di blog nonadita. Mas Herman saksono juga sudah bersuara tentang aktifitas jejaring sosial facebook yang membuat Gerakan Koin untuk [...]

    February 16, 2011 at 2:12 pm Reply
  • Yang Bola Ditukar Putri Yang Liar « +._cHoRo_.+

    [...] Gerakan Koin untuk Sinetron Putri Yang DItukar – Momon [...]

    February 16, 2011 at 10:17 pm Reply
  • spacer Antyo rentjoko

    Maaf saya bicara yang lebih luas bukan cuma sinetron: apakah masyarakat punya pilihan selain hiburan yang itu-itu?

    Jika jawabannya tidak, atau kurang, ya masyarakatlah yang membentuk jaringan sendiri untuk mendapatkan yang alternatif. Itulah yang namanya jaringan kreatif.

    Di banyak negeri setahu saya yang namanya hiburan, oleh industri untuk mayoritas orang, tak selalu memuaskan sejumlah orang. Kalau bicara yang ideal, ya hiburan yang secara komersial maupun “estetis” dan “akal sehat” berada dalam satu paket.

    Meskipun begitu saya selalu mendukung kalau ada orang mengritik media karena media memang ditujukan kepada khalayak. Jadi, yang disasar juga berhak mengritik :)

    February 17, 2011 at 10:13 am Reply
    • spacer choro

      aha.. suka sekali dengan komen paman :D

      *sungkem di kaki paman*

      February 17, 2011 at 4:46 pm Reply
  • spacer giri ganteng

    Jangan cuman gerakan koin u/ Putri yg ditukar aja, tp jg buat semua sinetron stripping, hentikan akting mrk. Buat jg koin u/ realigi, termehek mehek, dahsyat, inbox, derings. Acara” itu semua sampah, mengganggu bgt, merusak moral bangsa, mengganggu primetime

    February 19, 2011 at 2:51 pm Reply
  • spacer gandes

    saya tidak begitu mengikuti jalan cerita PyD tapi saya cukup dapat mengetahui bagaimana tradisi dan karakteristik sinteron indonesia yang nyaris seperti film kartun, tidak masuk akal.

    saya salut thdp tulisan yang mengandung penilaian yang frontal terhadap sinetron indonesia ini, yang sbnrnya sudah menjadi keresahan sejak sinetron mulai menjamur.

    menambahkan komentar paman Antyo Rentjoko, dan teman2…
    masalah mutu atau tidak mutu.. ya, masyarakat sendiri yang harus memutuskan lingkaran setan yang ada. toh, masyarakat sendiri yang memutuskan tayangan tersebut layak ditayangkan atau tidak.

    sangat ironis memang, melihat bahwa masih saja yang menikmati tayangan hiburan tersebut tanpa memikirkan aspek nalar (namanya saja “hiburan”, berarti ya gak usah pakai mikir segala :p). hal tsb membuktikan pentingnya beberapa pihak akademis atau pengkritik media untuk memberikan arahan media literasi untuk mereka yang telah terpedaya oleh sinetron, yang sering di-cap sbg pembodohan masyarakat.

    Lagipula, seharusnya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) juga dapat menjadi wadah pengaduan masyarakat. Ya, balik lagi ke poin atas. kalau memang masyarakat merasa “dibodohi”, mereka sbg media watch dan segera melaporkan kepada KPI. Trkhir, KPI mengurusi penghentian penanyangan SILET, yang dianggap meresahkan para penyintas (pengungsi) dan relawan bencana merapi kmrn.

    mari melek media! :)

    February 21, 2011 at 1:40 pm Reply
  • spacer kunderemp

    Selama kalian caci maki itu, semakin banyak yang penasaran dan menonton.

    Mendingan promosikan acara alternatif.

    Ayo.. tonton Sang Pendekar di Trans 7. Nih acara butuh penonton banyak biar bisa nuntut Trans 7 untuk memajukan jam tayang.

    February 22, 2011 at 8:12 am Reply
gipoco.com is neither affiliated with the authors of this page nor responsible for its contents. This is a safe-cache copy of the original web site.