Kehidupan Rumah Tangga dimasa Menopause

unduk | Al-Huda | Sunday, June 7th, 2009

spacer

menopause


Pertanyaan :

Saya tujuh saudara, semuanya perempuan Saya adalah anak keempat, dan sekarang berumur 44 tahun dengan empat orang anak, yang tertua berumur 21 tahun, dan yang terkecil 12 tahun.

Kakak tertua saya berumur 50 tahun, keadaan rumah tangganya tiga tahun ter-akhir ini agak terganggu. Padahal dimasa sebelumnya rumah tangga mereka oke-oke saja Bahkan termasuk rumah tangga yang bahagia. Namun semenjak kakak mengalami menopausa ketika berumur 45 tahun, mulai terjadi kisruh kecil di dalam rumah tangga mereka.

Kakak merasakan bahwa suaminya berubah, yaitu berkurang kasih sayang dan perhatian kepada keluarga, khususnya kepada istri. Suami kakak dua tahun lebih tua dafi kakak, dan keadaannya sepertinya sangat sehat, bahkan menunjukkan aura dan dan tenaga yang masih sangat prima.

Hal inilah yang tampaknya menjadi sumber masalah, karena menurut kakak, dianya semenjak menjalani masa menopausa sudah kurang begitu bergairah dalam urusan seksuil, sementara suaminya masih sangat prima, Hal itu menyebabkan kakak agak kepayahan dan stres, akhir-akhir ini sen’ng sakit Ditambah lagi adanya kecurigaan kakak bahwa suaminya ada main dengan perempuan yang lebih muda, dan dikhawatirkan jangan-jangan suaminya diam-diam telah kawin rahasia.

Kakak saya yang kedua yang umurnya 48 tahun, juga telah setahun menopausa, mulai mengalami keadaan rumah tangganya seperti rumah tangga kakak yang tertua Sementara kakak ketiga yang berumur46 tahun, tampaknya men-jelang menopausa dan kemudian men-jadi agak stres, khawatir suaminya akan seperti suami-suami dua kakak lainnya.

Sementara itu, sayapun jadinya was-was, karena rumah tangga saya nanti’ yang sekarang ini baik-baik saja, jangan-jangan nantinya mengalami. prahara yang serupa Padahaal berbeda dengan ketiga kakak yang suami-suaminya lebih tua dari mereka, saya justru kebalikannya, saya lebih tua setahun dari suami. Dan saya perhatikan suami saya sekarang sedang dalam posisi puncak dan kuat-kuatnya Padahal saya pribadi juga mulai mengalami kejenuhan dan cukup capek mengurus dua anak yang masih tergolong anak-anak dan dua anak yang sedang menanjak remaja.

Ya Allah!,….. sayapun sekarang mulai berfikir yang tidak-tidak, jangan-jangan rumah tangga saya juga segera akan memasuki masa prahara Bagaimana keadaan serupa itu ustadz? Apakah memang rumah tangga yang selama ini boleh dikatakan tenang dan bahagia, harus juga mengalami berbagai masalah, dan bisa jadi masalahnya bisa merupakan masalahyangserius?

Adakah bimbingan agama Islam terhadap kehidupan kekeluargaan mi? Su-paya kiranya bahtera rumah tangga ini berlayar terus sampai hari tua dengan tenang sentausa, tanpa prahara yang membahayakan?

Jawaban :

(Penjawab adalah seorang yang berkecimpung di dalam kegiatan kesehatan jiwa – psikologi dan psikiatri)

Dari permasalahan yang dipaparkan oleh ibu penanya, tergambar dengan jelas bah wa kedua kakak perempuannya yang telah memasuki masa menopausa rumah tangga mereka yang tadinya oke-oke saja, kemudian berkembang menjadi kurang oke, padahal seharusnya dengan datangnya masa menopausa itu rumah tangga yang tadinya oke-oke saja itu, se-harusnya menjadi bertambah oke. Bukan menjadi kurang oke.

Akibatnya ibu penanya, yang sebentar 1agi memasuki masa menopausa menjadi ikut cemas, jangan-jangan rumah tang-ganya yang sekarang oke-oke saja, akan ketiban pula menjadi rumah tangga yang kurang oke, apalagi menurut ibu penanya itu dia lebih tua sedikit dari suaminya

Dari pemaparan pertanyaan tersebut tergambar urutan kronologis, bahwa keti-ka memasuki masa menopausa terjadi permasalahan serius. Dalam kasus Indonesia, sebenarnya hal tersebut jarang terjadi. Karena masyarakat Indonesia selama ini tidak mempunyai permasalahan tersebut. Kenyatan di lapangan yang saya temukan selama ini pada umumya kedatangan masa menopausa tersebut terjadi begitu saja secara alami, artmya mengalir begitu saja tanpa membawa kompleksitas masalah.

Lain halnya dinegara-negara barat, sudah lama terindikasi bahwa kedatangan masa menopausa mendatangkan banyak masalah yang sebenarnya terdo-rong oleh asumsi dan mitos yang salah Adapun mitos yang salah itu adalah asumsi bahwa semenjak memasuki ma-sa menopause hasrat wanita terhadap kehidupan seksual menjadi turun (atau hilang sama sekali) sementara hasrat seksual suami masih konstan atau bahkan sedang menuju puncaknya.

Keadaan demikian menyebabkan terjadinya kesenjangan antara hasrat suami dengan hasrat isteri, yang berujung kepada munculnya berbagai   kompleksitas masalah.

Mitos bahwa kedatangan menopausa menyebabkan turunnya hasrat seksual itu telah lama menjadi bahan penyelidikan dan penelitian. Ternyata kenyataan sebenarnya tidak demikian. Sesungguhnya hasrat seksual perempuan tetap berada pada tingkatan yang sama dengan masa sebelumnya, hanya saja ada rasionalisasi dari kaum “pergerakan perempuan” yaitu dari “gerakan kesamaan dan kesetaran gender” bahwa hubungan suami isteci bukanlah semata-mata dalam relasi hubungan seksual. Karena pihak pergerakan perempuan muncul dengan motto bahwa hubungan seksual adalah salah satu bentuk dari ketidaksetaran relasi antar lelaki dehgan perempuan.

Dari penyelidikan di barat itu, yang dipublikasikan didalam berbagai jurnal spesialisasi kesehatan jiwa, ternyata dimasa lalu, ketika di barat belum dikuasai oleh gerakan persamaan gender kaum perempuan, juga disana tidak ada permasalahan yang kompleks terhadap masa menopausa.

Jadi sesungguhnya keberadaan masa menopausa sebagai tahapan kehidupan yang kritis (tahapan yang berbahaya untuk kebahagian rumah tangga) itu datang sebagai “buah dari pemikiran” bahwa hubungan seksual adalah sesuatu yang rendah, sesuatu yang bersifat hewani.

Ajaran agama Islam, sebaliknya dari paham kaum persaman gender itu, yaitu hubungan seksual antara suami isteri yang sah adalah suatu pekerjaan mulia yang bernilai ibadah. Bahkan bukankah Rasulullah, kalau saya tidak salah ingat pernah menyatakan bahwa hubungan suami istri itu adalah berpahala dan juga merupakan sedekah.

Sehingga para sahabat bertanya dengan penuh keheranan : “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin itu? Sesudah mendapatkan kenikmatan, masih berpahala lagi?. Rasulullah SAW menjawab : “Bukankah kalau dilakukan hubungan suami isteri itu dengan orang yang haram, maka hubungan itu berdosa? Bukankah dengan demikian hubungan yang sah antara suami isteri menjadi hubungan yang berpahala?”

Bahkan kalau saya tidak salah ustadz, bukanlah didalam hadis yang lain Rasulullah SAW ada berkata bahwa hubungan seksual suami isteri itu adalah sedekah? Sedekah suami kepada isten dan sedekah isteri kepada suami, asal saja niatnya dalam melakukan hubungan seksual itu sebagai jalan untuk berbuat taat kepada Allah SWT ?

Menurut penelitian di barat pada waktu akhir-akhir ini, begitu juga menurut peng-amatan saya adalah tidak benar ketika memasuki masa menopausa hasrat sek-sual perempuan menurun. Hasrat itu ter-nyata tetap sama dengan masa sebe-lumnya Hanya saja hasrat itu dikontrol dengan berbagai anggapan, misalnya : “Ahh saya kan udah tua, sudah tidak memikirkan yang begituan lagi”. Atau : “Emangnya masih muda? Emangnya masih pengantin baru?”.

Dari kasus yang demikian ternyatalah menurunnya hasrat seksual itu karena dikendalikan oleh anggapan yang salah bahwa orang tua, bahwa “pengantin lama” sudah tidak memerlukan hubungan seksual lagi.

Padahal tidak demikian halnya, bahwa manusia sampai usia berapapun tetap mempunyai hasrat seksual, dan hal itu adalah fitrah. Menurut saya bukanlah kebetulan bahwa Allah SWT mengkisahkan di dalam Al Our’an betapa isteri Nabiyullah Ibraham yang bernama Sarah dan isteri Imran mendapatkan anak (hamil) ketika usia mereka berdua sudah tua. Hal itu menurut saya merupakan isyarat dari Allah SWT bahwa sampai umur berapa saja hubungan seksual adalah yang natural (alamiah) dan sesuai dengan fitrah.

Bahkan sebenarnya hubungan seksual dimasa menopausa dapat dijalankan secara lebih baik, karena lebih tenarig Anak-anak sudah dewasa, kesempatan untuk hidup berdua saja, seperti dimasa pengantin baru menjadi lebih terbuka. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa masa menopausa adalah masa “bulan madu kedua” Kiranya janganlah mencemaskan masa menopausa, bahkan sambutlah kedatangannya dengan riang gembira, karena menopausa adalah saat-saat bahagia dalam perjalanan hidup. Bukan saat-saat yang kritis dan berbahaya bagi kebahagiaan rumah tangga.

Sumber : Buletin Dakwah Al-Huda No. 1172 dan 1173

spacer

Comments (2)


Related Articles

  • Meminta Maaf kepada Orang yang Sudah Meninggal Dunia
  • Status Perkawinan Mualaf
  • Pembangunan yang Tidak Membangun
  • Memelihara Persaudaraan dan Kekerabatan
  • Kufu dan Mahar
  • Mengolok-olok Agama
  • Lakukan yang Baik
  • Qurban Terbaik
  • Menghormati Ulama
  • Tirani Minoritas?

2 Comments »

  1. [...] perempuan yang lain Dalam soal ini istermya cukup makan hati. Namun keharmonisan keluarga dan rumah tangganya terpelihara. Karena pada akhirnya loyalitasnya adalah pada istri dan rumah [...]

    Pingback by Khusnul Khotimah | Mimbar Jum’at — 31 March 2010 @ 12:18 pm

  2. [...] ‘mandi’ hujan pas janjian kencan, hanya berduaan main sepakbola di lapangan dekat rumah, sampai candle light dinner di kencan pertama. Dijamin, deh, hati kita bakal bergejolak [...]

    Pingback by Mesra lagi, deh! – Pelangi Di Seberang Mentari — 15 October 2010 @ 11:13 am

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment


spacer



gipoco.com is neither affiliated with the authors of this page nor responsible for its contents. This is a safe-cache copy of the original web site.